Berita
- Penerimaan Proposal Hibah Internal program Penelitian dan Pengabdian Tahun 2024-2025
- DOSEN STIKES NASIONAL LOLOS HIBAH KEMENDIKBUDRISTEK DIKTI TAHUN ANGGARAN 2024 Batch III (Pendidikan Vokasi)
- DOSEN STIKES NASIONAL LOLOS HIBAH KEMENDIKBUDRISTEK DIKTI TAHUN ANGGARAN 2024 (Pendidikan Akademik)
- Akreditasi Jurnal Nasional JURNAL FARMASI (JOURNAL OF PHARMACY) terakreditasi SINTA 4
- INOVOKASI Tahun 2024
- lainnya
STIKES Nasional latih warga Joyotakan JAGA ATI untuk lawan Hipertensi
Kamis,23 Juni 2022
Surakarta, 13 Mei 2022—Mahasiswa beserta Dosen Jurusan Farmasi STIKES Nasional latih
JAGA ATI warga RW 1 Joyotakan, Serengan, Jawa Tengah. JAGA ATI merupakan akronim
dari “jamu godhogan anti hipertensi” yang dapat digunakan sebagai alternatif penurun
tekanan darah. Tujuan kegiatan Program Pengabdian Kepada Masayarakat ini diharapkan
masyarakat dapat mengetahui informasi yang tepat tentang penyakit hipertensi dan
memanfaatkan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) sebagai salah satu alternatif melawan
hipertensi.
Para mahasiswa yang terdiri dari Safira, Hevy, Hilda dan Jessika melakukan pelatihan
pembuatan jamu godhogan penurun tekanan darah yang terdiri dari ramuan herba seledri
15gr, herba Pegagan 9gr, daun kumis kucing 9gr, rimpang temulawak 9gr, rimpang kunyit
9gr, herba meniran 9gr. Ramuan tersebut merupakan ramuan yang sudah teruji khasiat dan
keamananya dimana merujuk pada Buku Jamu Saintifik, KEMENKES RI yang diterbitkan
oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.
Selama kegiatan pelatihan berlangsung, masyarakat juga menerima edukasi tentang
kandungan senyawa aktif dalam ramuan, cara penggunaan ramuan yang tepat dan informasi
keamanan penggunaan obat herbal. “Penggunaan ramuan herbal harus dilakukan secara
bijaksana dan hati-hati. Obat bahan alam memang relatif aman karena mengandung beragam
jenis kandungan senyawa aktif tetapi jumlahnya kecil sehingga membutuhkan waktu lebih
lama untuk dapat menimbulkan efek dibandingkan obat kimia” Ungkap apt. Susilowati, S.
Farm, M. Sc. selaku dosen pendamping kegiatan. Selaras dengan aturan yang diterbitkan oleh
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) warga dihimbau agar tidak mudah percaya
dengan iklan yang menawarkan bahwa penggunaan obat tradisional memiliki efek tokcer,
cespleng, manjur serta dapat mengobati semua penyakit. Hal ini justru dikuatirkan akan adanya kandungan bahan kimia obat dalam obat herbal yang dapat menimbulkan dampak
berbahaya bagi kesehatan.
Selain pelatihan, masyarakat juga menerima
penyuluhan tentang penyakit hipertensi itu
sendiri mulai dari gejala, faktor penyebab
hipertensi serta algoritme pengobatanya. “
Hipertensi atau Tekanan Darah
Tinggi merupakan keadaan dimana tekanan
darah lebih dari 140 mmHg/≥ 90 mmHg.
Penyakit ini disebut “the silent killer” karena
sering muncul tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu kalau dirinya mengidap
hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah terdapat penyakit penyulit atau
komplikasi dari hipertensi” ungkap Apt. Hartono, S. Si, M. Si. yang juga merupakan dosen
pembimbing kegiatan. Oleh karena itu, warga dihimbau untuk mengendalikan Hipertensi
dengan berperilaku PATUH dan melakukan pencegahan dengan berperilaku CERDIK sesuai
dengan rekomendasi KEMENKES. PATUH yaitu : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti
anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet dengan
gizi seimbang, Upayakan aktifitas fisik dengan aman, Hindari asap rokok, alkohol dan zat
karsinogenik lainnya. Sedangkan CERDIK, yaitu : Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan
asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres.
Hasil observasi menunjukkan kondisi kesehatan
warga RW 1 Kelurahan Joyotakan memliki tingkat
kejadian Hipertensi yang tinggi. Selain itu, di
wilayah ini memiliki pekarangan Kelompok Pinilih
yang digunakan untuk penanaman tanaman termasuk
TOGA. Oleh karena itu, melalui kegiatan pelatihan
JAGA ATI diharapkan masyarakat dapat melakukan
optimalisasi penggunaan TOGA sebagai upaya pengendalian Hipertensi.